Pembinaan Siaga Mula
Pendamping : Sholikul Ma’mun, D
Disusun oleh :
Nafi’ Rotus Sholikah
UNIT KEGIATAN MAHASISWA ( UKM ) PRAMUKA
RACANA SUNAN KALIJAGA – RACANA NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN YOGYAKARTA 1501-1502
PANGKALAN UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
Bab I
Pendahuluan
Pendidikan Pramuka Pandega sejak awal kelahirannya diarahkan sebagai salah satu wadah kaderisasi calon pembina dan pemimpin pramuka di masa depan. Para Pramuka Pandega apalagi yang sudah aktif sejak Siaga, Penggalang, dan Penegak merupakan sumber rekrutmen yang ideal bagi Gerakan Pramuka dalam menjaga kesinambungan pendidikan dan pengelolaan organisasi kwartir. Hal itu karena Para Pramuka Pandega telah :
1.
Mengalami proses internalisasi kode
kehormatan pramuka yang sangat panjang.
2.
Memiliki pengalaman nyata terhadap
penerapan prinsip-prinisp dasar metodik pendidikan kepramukaan,
3.
Memiliki penguasaaan beragam
kompetensi dan kecakapan kepramukaan melalui pencapaian TKU dan TKK yang
berhasil diraih.
4.
Memiliki pengalaman terlibat dalam
berbagai program kegiatan
gugus depan dan
kwartir baik semasa siaga, penggalang, dan penegak.
Meski
demikian, sebagai konsekuensi penggolongan peserta didik yang menekankan
pada usia maka tetap terbuka kemungkinan adanya Pramuka Pandega yang baru masuk
menjadi anggota Pramuka ketika sudah berusia 21 tahun. Pramuka Pandega yang
hanya pernah ikut Pramuka pada masa Siaga, hanya pernah ikut masa Siaga
dan Penggalang, dst. Variasi latar belakang peserta didik yang semacam itu
tentu tidak mengurangi nilai strategis pendidikan Pramuka Pandega bagi Gerakan
Pramuka.
Bina Diri, Bina Satuan, dan Bina Masayarakat
Tri Bina Pandega terdiri dari bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat. Ketiganya merupakan siklus saling melengkapi dan saling mempengaruhi. Melalui program-program kegiatan Bina Diri di Racana para Pandega mengembangkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya sebagai bekal melakukan Bina Satuan di Gugus depan dan Kwartir serta sebagai bekal merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Bina Masyarakat di lokasi yang dipilihnya.
Melalui kegiatan Bina Satuan para Pandega akan memiliki pengalaman berharga untuk meningkatkan kemampuan dirinya karena dapat terlibat langsung dalam sebuah “proses interaksi pendidikan kepramukaan yang diikat oleh sebuah kode kehormatan dan prinsip-prinsip dasar metode pendidikan kepramukaan”. Demikian pula melalui program Bina Masyarakat para Pramuka Pandega berkesempatan untuk meningkatkan kepekaan dan partisipasinya di dalam program pemberdayaan masyarakat dan sekaligus menjadi ajang mencari pengalaman “bagaimana cara mendekatkan pendidikan kepramukaan dengan kebutuhan masyarakat".
A. Bina diri ( Pengembangan Kapasitas Kepribadian).
Melalui program-program Bina Diri para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan kapasitas kepribadiannya, seperti :
Bina Diri, Bina Satuan, dan Bina Masayarakat
Tri Bina Pandega terdiri dari bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat. Ketiganya merupakan siklus saling melengkapi dan saling mempengaruhi. Melalui program-program kegiatan Bina Diri di Racana para Pandega mengembangkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya sebagai bekal melakukan Bina Satuan di Gugus depan dan Kwartir serta sebagai bekal merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Bina Masyarakat di lokasi yang dipilihnya.
Melalui kegiatan Bina Satuan para Pandega akan memiliki pengalaman berharga untuk meningkatkan kemampuan dirinya karena dapat terlibat langsung dalam sebuah “proses interaksi pendidikan kepramukaan yang diikat oleh sebuah kode kehormatan dan prinsip-prinsip dasar metode pendidikan kepramukaan”. Demikian pula melalui program Bina Masyarakat para Pramuka Pandega berkesempatan untuk meningkatkan kepekaan dan partisipasinya di dalam program pemberdayaan masyarakat dan sekaligus menjadi ajang mencari pengalaman “bagaimana cara mendekatkan pendidikan kepramukaan dengan kebutuhan masyarakat".
A. Bina diri ( Pengembangan Kapasitas Kepribadian).
Melalui program-program Bina Diri para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan kapasitas kepribadiannya, seperti :
1.
Menjalankan proses perjalanan bakti
Pramuka Pandega sesuai dengan tahapan yang ditetapkan (pencapaian TKU, TKK, dan
Pandega Garuda) serta sekaligus sebagai media untuk menghayati
penerapan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka dan media untuk memperoleh pengalaman
nyata dalam penerapan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan.
2.
Dedikasi dan pemantapan
sikap kepemimpinan yang akan berguna bagi bangsa dan negara, satuan Gerakan
Pramuka serta masyarakat di mana ia tinggal.
3.
Pendewasaan kecerdasan spritual,
intelektual, emosional, dan mental yang akan berguna bagi pengembangan kemampuan
profesionalnya baik untuk mengabdikan diri di Satuan Gerakan Pramuka maupun
berkecimpung di dunia profesional sesuai dengan pilihannya di tengah
masyarakat.
4.
Mengembangkan keterampilan, bakat, dan
arah profesi sebagi bekal untuk menemukan jalan kemandirian dalam
berprofesi, berkarya, dan
berwirausaha.
B. Bina satuan (Pengembangan kemampuan berpartisipasi dalam Pengelolaan Satuan
Gerakan Pramuka)
Bina satuan merupakan tindak lanjut dari program-program Bina Diri. Melalui program Bina Satuan para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk berlatih menerapkan dan mengamalkan kemampuan dirinya didalam pembinaan satuan Gerakan Pramuka, berupa :
Bina satuan merupakan tindak lanjut dari program-program Bina Diri. Melalui program Bina Satuan para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk berlatih menerapkan dan mengamalkan kemampuan dirinya didalam pembinaan satuan Gerakan Pramuka, berupa :
1. Ikut serta dalam pengelolaan
Kwartir dengan menjadi Pengurus Dewan Kerja atau Anggota Sangga Kerja dan
Kelompok Kerja yang dibentuk oleh Kwartir. Melalui Dewan Kerja, para
Pandega akan memiliki pengalaman membantuk Kwartir Gerakan Pramuka di dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengadakan evaluasi kegiatan yang sesuai dengan
aspirasi mudanya.
2. Ikut serta
menjadi calon Pembina atau Instruktur muda di Satuan Siaga, Penggalang, dan Penegak di Gugus depan.
Melalui partisipasi bina satuan di Gugus depan para
Pramuka Pandega akan memiliki pengalaman langsung melihat dan membantu para
Pembina di dalam melatih dan membina para
Pramuka di tingkat Gugus depan.
3. Ikut serta menjadi anggota atau instruktur
Satuan Karya keanggotaan ini akan menjadi bekal dan dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para Pramuka Pandega dalam
bidang-bidang tertentu. Pengetahuan dan ketrampilan ini akan dapat bermanfaat
untuk mendukung program bina satuan dan juga bina masyarakat.
C. Bina masyarakat (Pengembangan kemampuan berpatisipasi dalam
pemberdayaan masyarakat)
Bina masyarakat merupakan penerapan kemampuan lebih lanjut dari program-program bina diri dan bina satuan. Melaui program Bina Masyarakat Para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan sosialnya, melalui :
Bina masyarakat merupakan penerapan kemampuan lebih lanjut dari program-program bina diri dan bina satuan. Melaui program Bina Masyarakat Para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan sosialnya, melalui :
1. Pengembangan
kesadaran bermasyarakat sehingga para Pramuka Pandega dapat berperan
dalam kehidupan bermasyarakat secara sehat sekaligus dapat meletakkan landasan
bagi masa depannya sesuai dengan minat dan pilihannya.
2. Para Pramuka Pandega diberi
kesempatan untuk mengembangkan potensi kepemimpinannya dengan
berperan langsung dalam pemberdayaan masyarakat baik sebagai peneliti,
penyuluh, penggerak, pelopor, dan pemimpin masyarakat, sehingga di kemudian
hari dapat berperan sebagai pemimpin bangsa dan negara.
3. Para Pramuka Pandega diberi
kesempatan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat meliputi segala
bidang kehidupan manusia,seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, agama,
kesejahteraan hidup, keluarga berencana, lingkungan hidup, keamanan dan
pertahanan, dan lain-lain.
4. Para Pramuka
Pandega diberi kesempatan untuk melakukan “networking” atau pengembangan
jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah maupun swasta untuk
mendukung program-program Bina Masyarakat yang dilaksanakannya.
Mitra Racana Pandega
Mitra Racana Pandega
Racana Pandega yang tidak berada di dalam gugus depan
yang lengkap yaitu gugus depan yang memiliki satuan Siaga, Penggalang, dan Penegak, serta disarankan
untuk bekerjasama dengan gugus depan lain
yang memiliki satuan Siaga, Penggalang, dan Penegak
sebagai wadah untuk melakukan program-program bina satuan.
Racana Pandega hendaknya juga
memiliki kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat tertentu sebagai wadah
melalukan program-program bina masyarakat. Racana Pandega juga dapat menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak untuk mencari dukungan dan mengembangkan
program-program bina masyarakat yang dilakukannya.
Latihan Rutin Pramuka Pandega
Banyak metode untuk mengembangkan latihan rutin di Racana Pandega agar mampu mendukung implementasi Program Tri Bina di atas, seperti :
Latihan Rutin Pramuka Pandega
Banyak metode untuk mengembangkan latihan rutin di Racana Pandega agar mampu mendukung implementasi Program Tri Bina di atas, seperti :
1.
Latihan rutin difungsikan sebagai
ajang implementasi proses perjalanan bakti Pramuka Pandega dengan mengaktifkan
seluruh organisasi Racana (Pembina, Dewan Pandega, Dewan Kehormatan Pandega,
Tata Adat Racana Pandega, Musyawarah Pandega, dll) untuk mendukung
pencapaian SKU &
SKK Pramuka Pandega sebagaimana ketentuan yang berlaku.
2.
Latihan rutin dapat
difungsikan sebagai ajang bertukar pikiran dan mencari solusi terhadap
permasalahan yang
terjadi dalam program bina satuan dan bina masyarakat. Para Pandega dapat
bertukar pikiran, saling memberikan solusi, dan saling
menambah wawasan atas berbagai persoalan yang dihadapi dalam program bina
satuan dan bina masyarakat. Dengan proses ini latihan rutin akan menarik karena
sejalan dengan ruh pendidikan
kepramukaan yakni bertindak untuk memperbaiki keadaan.
3.
Proses pendidikan kepramukaan di
racana diarahkan untuk merangsang diambilnya suatu tindakan (praktek di
satuan dan praktek di masyarakat) kemudian tindakan itu direfleksikan
kembali (melalui pertemuan/latihan rutin di Racana), dan dari refleksi itu
diambil tindakan baru yang lebih baik. Demikian seterusnya, sehingga proses
pendidikan Racana Pandega merupakan suatu daur bertindak dan berpikir
yang berlangsung terus menerus.
Bab
II
Pelaksanaan
Kegiatan Microteaching
A.
Tahap Persiapan Micro-Teaching
Tahap persiapan
adalah suatu tahap dimana calon anggota Racana mempersiapkan diri sebelum melaksanakan praktik
mengajar di sekolah binaan. Tahap persiapan tersebut
adalah:
Calon anggota Racana sudah memprogram dan membuat rancangan pembelajaran.
Calon anggota Racana sudah memprogram dan membuat rancangan pembelajaran.
Calon anggota Racana mengorganisasikan
diri membentuk Reka (pembagian Reka ditentukan oleh Tim Infrastruktur sesuai
dengan jumlah calon anggota Racana yang memprogramkan Pendidikan Calon Anggota Racana
XXX). Selanjutnya Reka tersebut melakukan observasi mandiri terhadap sekolah
yang akan ditempati kegiatan Micro-Teaching.
Kegiatan observasi tidak hanya berupa pengamatan sepintas tentang sekolah binaan yang akan ditempati, tetapi juga melakukan negosiasi dan pembicaraan lain yang mengantarkan terlaksananya kegiatan Micro-Teaching. Kegiatan observasi harus dilakukan secara mandiri oleh calon anggota Racana agar belajar bersosialisasi dengan lembaga profesi yang akan digeluti. Sekolah binaan yang dijadikan media Pelaksanaan Micro-teaching diutamakan misalnya SMA,SMP, dan SD.
Kegiatan observasi tidak hanya berupa pengamatan sepintas tentang sekolah binaan yang akan ditempati, tetapi juga melakukan negosiasi dan pembicaraan lain yang mengantarkan terlaksananya kegiatan Micro-Teaching. Kegiatan observasi harus dilakukan secara mandiri oleh calon anggota Racana agar belajar bersosialisasi dengan lembaga profesi yang akan digeluti. Sekolah binaan yang dijadikan media Pelaksanaan Micro-teaching diutamakan misalnya SMA,SMP, dan SD.
Sebelum menyusun RPP, calon anggota Racana perlu menetapkan permasalahan pembelajaran pada suatu
bidang studi kepramukaan. Penyusunan RPP
mengikuti format yang telah ditentukan. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis
kebutuhan untuk pemecahan masalah yang dihadapi, seperti: kompetensi dasar,
cara membuat siswa belajar, sehingga dapat diketahui berbagai kondisi nyata
yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran.
Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan menjadi bagian utama yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang sangat matang, yang di dalamnya sanggup mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap perkenalan, tahap materi sampai dengan tahap evaluasi pembelajaran, termasuk instrumen penilaiannya.
Perlu ditekankan bahwa RPP merupakan suatu skenario pelaksanaan praktik pembelajaran di kelas yang akan dilakukan oleh pembina. Sebagai suatu skenario pembelajaran pasti memuat suatu alur dan urutan kegiatan pembelajaran serta garis besar materi dari setiap kegiatan yang tidak membingungkan. Selain penyusunan RPP, kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum implementasi RPP di kelas adalah menyusun panduan observasi yang didasarkan pada RPP. Panduan observasi, kecuali berisi aspek-aspek kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh calon anggota Racana praktik dengan RPP, yang lebih utama berisi bagaimana respon atau tanggapan anak didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Apakah anak didik menjadi senang dan termotivasi belajarnya atau sebaliknya, adanya hal-hal menarik dari anak didiknya, konsentrasi belajar anak didik, adanya kelainan belajar dari beberapa anak didik dan sebagainya.
Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan menjadi bagian utama yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang sangat matang, yang di dalamnya sanggup mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap perkenalan, tahap materi sampai dengan tahap evaluasi pembelajaran, termasuk instrumen penilaiannya.
Perlu ditekankan bahwa RPP merupakan suatu skenario pelaksanaan praktik pembelajaran di kelas yang akan dilakukan oleh pembina. Sebagai suatu skenario pembelajaran pasti memuat suatu alur dan urutan kegiatan pembelajaran serta garis besar materi dari setiap kegiatan yang tidak membingungkan. Selain penyusunan RPP, kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum implementasi RPP di kelas adalah menyusun panduan observasi yang didasarkan pada RPP. Panduan observasi, kecuali berisi aspek-aspek kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh calon anggota Racana praktik dengan RPP, yang lebih utama berisi bagaimana respon atau tanggapan anak didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Apakah anak didik menjadi senang dan termotivasi belajarnya atau sebaliknya, adanya hal-hal menarik dari anak didiknya, konsentrasi belajar anak didik, adanya kelainan belajar dari beberapa anak didik dan sebagainya.
Kegiatan latihan atau Micro-Teaching dilakukan pada
saat calon anggota Racana menempuh anggota Racana. Berikut beberapa pedoman
yang berkaitan dengan pelaksanaan Micro-Teaching.
Micro-Teahing
dilakukan pada saat calon anggota Racana menempuh anggota Racana.
Selama menempuh
syarat Pendidikan Calon Anggota Racana, calon anggota Racana harus melaksanakan
pelatihan Micro-Teaching selama 30 menit.
Kegiatan Micro-Teaching
ini dibimbing oleh pendamping racana dan di bantu oleh Bina Satuan SD IT UI
Kalasan.
Kegiatan ini
dilakukan dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran (
jenis-jenis salam, Dwi Satya, dan Dwi Dharma).
Evaluasi Micro-Teaching
dilakukan berdasarkan kompetensi dasar mengajar masing-masing calon anggota
Racana.
Aspek – aspek
yang dilatih dalam Micro-Teaching
·
Keterampilan membuka pengajaran dengan
komponen-komponen :
1.Menarik
perhatian anak didik.
- Letak posisi
Pembina
- Penggunaan
media pembelajaran
- Menerangkan
dengan cara komunikatif
2.Merangsang
motivasi anak didik.
- Menimbulkan
keaktifan anak didik.
- Memancing rasa
ingin tahu.
- Memperhatikan
minat anak didik.
3.Memberi acuan
- Mengemukakan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan
- Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
- Mengemukakan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan
- Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
4.Membuat kaitan
- Membuat kaitan antarmateri yang relevan
- Membandingkan pengetahuan baru dan yang telah diketahui anak didik.
- Menjelaskan konsep sebelum memberikan uraian
- Membuat kaitan antarmateri yang relevan
- Membandingkan pengetahuan baru dan yang telah diketahui anak didik.
- Menjelaskan konsep sebelum memberikan uraian
·
Ketrampilan
menutup pelajaran dengan komponen-komponen;
1.Meninjau kembali
- Mengulang kembali bahan pelajaran
- Anak didik bertugas mencermati materi yang disampaikan.
- Mengulang kembali bahan pelajaran
- Anak didik bertugas mencermati materi yang disampaikan.
2. Mengevaluasi dengan bentuk-bentuk antara lain;
- Mengevaluasi pendapat anak didik.
- Memberi soal-soal
3. Tindak lanjut dengan bentuk:
- Memahami materi yang disampaikan.
4. Kemampuan menyajikan suatu penjelasan, antara lain;
- Kejelasan
- Penggunaan contoh dan ilustrasi
- Pemberian tekanan
- Penjelasan yang sistematis
- Kemampuan mengadakan penggalan-penggalan penjelasan
- Mengevaluasi pendapat anak didik.
- Memberi soal-soal
3. Tindak lanjut dengan bentuk:
- Memahami materi yang disampaikan.
4. Kemampuan menyajikan suatu penjelasan, antara lain;
- Kejelasan
- Penggunaan contoh dan ilustrasi
- Pemberian tekanan
- Penjelasan yang sistematis
- Kemampuan mengadakan penggalan-penggalan penjelasan
B.
Tahap Pelaksanaan Micro-Teaching
Calon Anggota Racana Sunan
Kalijaga- Nyi Ageng Serang Pangkalan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat
mengikuti kegiatan Micro-Teaching dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Calon anggota Racana diserahkan kepada pihak sekolah binaan oleh Pendamping.
Calon anggota Racana melakukan kordinasi dengan pembina tentang kegiatan Micro-Teaching.
Calon anggota Racana melakukan praktik mengajar secara terbimbing dan mandiri di sekolah binaan tempat kegiatan Micro-Teaching.
calon anggota Racana harus hadir di sekolah binaan pada saat kegiatan Micro-Teaching.
Selama pelaksanaan kegiatan Micro-Teaching calon anggota Racana harus berperilaku seperti pembina dan menaati tata-tertib yang berlaku di sekolah binaan tempat kegiatan Micro-Teaching.
Calon anggota Racana diserahkan kepada pihak sekolah binaan oleh Pendamping.
Calon anggota Racana melakukan kordinasi dengan pembina tentang kegiatan Micro-Teaching.
Calon anggota Racana melakukan praktik mengajar secara terbimbing dan mandiri di sekolah binaan tempat kegiatan Micro-Teaching.
calon anggota Racana harus hadir di sekolah binaan pada saat kegiatan Micro-Teaching.
Selama pelaksanaan kegiatan Micro-Teaching calon anggota Racana harus berperilaku seperti pembina dan menaati tata-tertib yang berlaku di sekolah binaan tempat kegiatan Micro-Teaching.
Kegiatan
evaluasi Micro-Teaching dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Mengamati
kemampuan anak didik dalam kegiatan Micro-Teaching. Pembimbing mengamati
kemampuan masing-masing anggota Racana sehingga menemukan aspek-aspek materi
pelatihan yang sesuai. Dalam pengamatan juga dilakukan musyawarah antara
pembimbing dan anggota Racana.
Pembimbing dan Tim
Bina Satuan memberikan model pengajaran yang ideal. Pembimbing memberikan
contoh model-model pengajaran yang dibutuhkan anggota Racana dan sesuai dengan
prinsip-prinsip kurikulum berbasis kompetensi kepramukaan.
Menilai proses
pelatihan Micro-Teaching yang dilakukan oleh anggota Racana. Memberikan
penilaian terhadap hasil latihan Micro-teaching anggota Racana sesuai dengan
format penilaian yang ditentukan atau berdasarkan hasil kesepakatan anggota
Racana.
Memberikan umpan
balik terhadap kekurangan anggota Racana dan memberikan bimbingan dan solusi
terhadap permasalahan dalam pengajaran anak didiknya.
Mendiskusikan
hasil Micro-Teaching dengan sesame anggota Racana dengan arahan Pembimbing.
Bab III
Penutup
1.
Kesimpulan
Dari perencanaan
hingga pelaksanaan microteaching ini memang ada banyak yang tidak sesuai
harapan. Seperti pelaksanaan yang telah direncanakan dilakukan di minggu pertama pengajaran. Tapi dari pelaksanaannya tidak ada kendala yang
menghambat prosesnya seperti yang telah dikemukakan pada bagian Laporan.
2.
Saran
Menurut pendapat saya, kegiatan microteaching ini sangat menantang dan
menyenangkan pastinya. Adapun yang menjadi partisipannya adalah anak sekolah SD IT UI Kalasan dimana saya yang menjadi pembina sementara mereka. Alhamdulillah,
mereka sudah akrab tentunya dengan saya, dan saat belajar pun mereka tidak
terlalu kaku dan tegang. Anak-anak yang kami
ajar juga aktif, sehingga proses belajar mengajar pun sangat menyenangkan. Seharusnya dalam mempelajari
suatu hal yang baru itu, perlu karena untuk memperluas cakrawala pengetahuan
kita. Penanaman pengetahuan dan wawasan sejak dini dinilai penting bagi
kecerdasan anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar