Senin, 16 Desember 2013

macroteaching:pembinaan siaga mula



Pembinaan Siaga Mula

Pendamping : Sholikul Ma’mun, D






Disusun oleh :
Nafi’ Rotus Sholikah


UNIT KEGIATAN MAHASISWA ( UKM ) PRAMUKA
RACANA SUNAN KALIJAGA – RACANA NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN YOGYAKARTA 1501-1502
PANGKALAN UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA


Bab I
Pendahuluan

Pendidikan  Pramuka Pandega sejak awal kelahirannya diarahkan sebagai salah satu wadah kaderisasi calon pembina dan pemimpin pramuka di masa depan.  Para Pramuka Pandega  apalagi yang sudah aktif sejak Siaga, Penggalang, dan Penegak merupakan sumber rekrutmen yang ideal  bagi Gerakan Pramuka  dalam menjaga  kesinambungan pendidikan dan pengelolaan organisasi kwartir. Hal itu karena  Para Pramuka Pandega  telah  :
1.      Mengalami proses internalisasi kode kehormatan pramuka yang sangat panjang.
2.      Memiliki pengalaman nyata terhadap penerapan prinsip-prinisp dasar metodik pendidikan kepramukaan,
3.      Memiliki penguasaaan beragam kompetensi dan kecakapan  kepramukaan melalui pencapaian TKU dan TKK yang berhasil diraih.
4.      Memiliki pengalaman terlibat dalam berbagai program kegiatan gugus depan dan kwartir  baik semasa siaga, penggalang, dan penegak.
Meski demikian, sebagai konsekuensi penggolongan peserta didik yang  menekankan pada usia maka tetap terbuka kemungkinan adanya Pramuka Pandega yang baru masuk menjadi anggota Pramuka ketika sudah berusia 21 tahun. Pramuka Pandega yang hanya pernah ikut Pramuka pada masa Siaga,  hanya pernah ikut masa Siaga dan Penggalang, dst. Variasi latar belakang peserta didik yang semacam itu tentu tidak mengurangi nilai strategis pendidikan Pramuka Pandega bagi Gerakan Pramuka.
 Bina Diri, Bina Satuan, dan Bina Masayarakat
Tri Bina  Pandega  terdiri  dari  bina diri, bina satuan
, dan bina masyarakat. Ketiganya merupakan siklus saling melengkapi dan saling mempengaruhi. Melalui program-program kegiatan Bina Diri di Racana para Pandega mengembangkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya sebagai bekal melakukan Bina Satuan di Gugus depan dan Kwartir serta sebagai bekal merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Bina Masyarakat di lokasi yang dipilihnya.
Melalui kegiatan Bina Satuan para Pandega akan memiliki pengalaman berharga untuk meningkatkan kemampuan dirinya karena  dapat terlibat langsung dalam sebuah “proses interaksi pendidikan kepramukaan yang diikat oleh sebuah kode kehormatan dan prinsip-prinsip dasar metode pendidikan kepramukaan”. Demikian pula melalui program Bina Masyarakat para Pramuka Pandega berkesempatan untuk meningkatkan kepekaan dan partisipasinya di dalam program pemberdayaan masyarakat dan sekaligus menjadi ajang mencari pengalaman “bagaimana cara mendekatkan pendidikan kepramukaan dengan kebutuhan  masyarakat".

A. Bina diri ( Pengembangan Kapasitas Kepribadian).
Melalui program-program Bina Diri para  Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan kapasitas kepribadiannya, seperti :
1.      Menjalankan proses perjalanan bakti Pramuka Pandega sesuai dengan tahapan yang ditetapkan (pencapaian TKU, TKK, dan Pandega Garuda) serta sekaligus sebagai  media untuk  menghayati penerapan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka dan media untuk memperoleh pengalaman nyata dalam penerapan Prinsip Dasar Metodik  Pendidikan Kepramukaan.
2.      Dedikasi  dan  pemantapan sikap kepemimpinan yang akan berguna bagi bangsa dan negara, satuan Gerakan Pramuka serta  masyarakat di mana ia tinggal.
3.      Pendewasaan kecerdasan spritual, intelektual, emosional, dan mental yang akan berguna bagi pengembangan kemampuan profesionalnya baik untuk mengabdikan diri di Satuan Gerakan Pramuka maupun berkecimpung di dunia profesional sesuai dengan pilihannya di tengah masyarakat.
4.      Mengembangkan keterampilan, bakat, dan  arah  profesi sebagi bekal untuk  menemukan jalan kemandirian dalam berprofesi, berkarya, dan berwirausaha.
B. Bina satuan (Pengembangan kemampuan berpartisipasi dalam Pengelolaan Satuan Gerakan Pramuka)
Bina satuan merupakan tindak lanjut dari program-program Bina Diri. Melalui program Bina Satuan
para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk berlatih menerapkan dan mengamalkan  kemampuan dirinya didalam pembinaan satuan Gerakan Pramuka, berupa :
1. Ikut serta dalam pengelolaan Kwartir dengan menjadi Pengurus Dewan Kerja atau Anggota Sangga Kerja dan Kelompok Kerja yang dibentuk oleh Kwartir. Melalui Dewan Kerja, para Pandega  akan memiliki pengalaman membantuk Kwartir Gerakan Pramuka di dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengadakan evaluasi kegiatan yang sesuai dengan aspirasi mudanya.
2. Ikut serta menjadi calon Pembina atau Instruktur muda di Satuan Siaga, Penggalang, dan Penegak di Gugus depan. Melalui partisipasi bina satuan di Gugus depan para Pramuka Pandega akan memiliki pengalaman langsung melihat dan membantu para Pembina di dalam melatih dan membina para Pramuka di tingkat Gugus depan.
3.  Ikut serta menjadi anggota atau instruktur Satuan Karya keanggotaan ini akan menjadi bekal dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para Pramuka Pandega dalam bidang-bidang tertentu. Pengetahuan dan ketrampilan ini akan dapat bermanfaat untuk mendukung program bina satuan dan juga bina masyarakat.
C. Bina masyarakat  (Pengembangan kemampuan berpatisipasi dalam pemberdayaan masyarakat)
Bina masyarakat merupakan penerapan kemampuan lebih lanjut dari program-program bi
na diri dan bina satuan. Melaui program Bina Masyarakat Para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan sosialnya, melalui :
1. Pengembangan kesadaran bermasyarakat  sehingga para Pramuka Pandega dapat berperan dalam kehidupan bermasyarakat secara sehat sekaligus dapat meletakkan landasan bagi masa depannya sesuai dengan minat dan pilihannya.
2. Para Pramuka Pandega  diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi kepemimpinannya  dengan   berperan langsung dalam pemberdayaan masyarakat baik  sebagai peneliti, penyuluh, penggerak, pelopor, dan pemimpin masyarakat, sehingga di kemudian hari dapat berperan sebagai pemimpin bangsa dan negara.
3. Para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk melakukan pengabdian  kepada masyarakat meliputi segala bidang kehidupan manusia,seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, agama, kesejahteraan hidup, keluarga berencana, lingkungan hidup, keamanan dan pertahanan, dan lain-lain.
4. Para Pramuka Pandega diberi kesempatan untuk melakukan “networking” atau pengembangan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah maupun swasta untuk mendukung program-program Bina Masyarakat yang dilaksanakannya.
Mitra Racana Pandega
Racana Pandega yang tidak berada di dalam gugus depan yang lengkap yaitu gugus depan yang memiliki satuan Siaga, Penggalang, dan Penegak, serta disarankan untuk bekerjasama dengan gugus depan lain yang memiliki satuan Siaga, Penggalang, dan Penegak sebagai  wadah untuk melakukan program-program bina satuan.
Racana Pandega hendaknya juga memiliki kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat tertentu sebagai wadah melalukan program-program bina masyarakat. Racana Pandega juga dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mencari dukungan dan mengembangkan program-program bina masyarakat yang dilakukannya.
Latihan Rutin Pramuka Pandega 
Banyak metode untuk mengembangkan latihan rutin di Racana Pandega agar mampu mendukung implementasi Progra
m Tri Bina di atas, seperti :
1.      Latihan rutin difungsikan sebagai ajang implementasi proses perjalanan bakti Pramuka Pandega dengan mengaktifkan seluruh organisasi Racana (Pembina, Dewan Pandega, Dewan Kehormatan Pandega, Tata Adat Racana Pandega, Musyawarah  Pandega, dll) untuk mendukung pencapaian SKU & SKK Pramuka Pandega sebagaimana ketentuan yang berlaku.
2.      Latihan rutin dapat difungsikan  sebagai ajang bertukar pikiran dan mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi dalam program bina satuan dan bina masyarakat.  Para Pandega dapat bertukar pikiran, saling memberikan solusi, dan saling menambah wawasan atas berbagai persoalan yang dihadapi dalam program bina satuan dan bina masyarakat. Dengan proses ini latihan rutin akan menarik karena sejalan  dengan  ruh  pendidikan kepramukaan  yakni  bertindak untuk memperbaiki keadaan.
3.      Proses pendidikan kepramukaan di racana diarahkan untuk  merangsang diambilnya suatu tindakan (praktek di satuan dan praktek di masyarakat)  kemudian tindakan itu direfleksikan kembali (melalui pertemuan/latihan rutin di Racana), dan dari refleksi itu diambil tindakan baru yang lebih baik. Demikian seterusnya, sehingga proses pendidikan Racana Pandega  merupakan suatu daur bertindak dan berpikir yang berlangsung terus menerus.


Bab II
Pelaksanaan Kegiatan Microteaching
A.    Tahap Persiapan Micro-Teaching
Tahap persiapan adalah suatu tahap dimana calon anggota Racana mempersiapkan diri sebelum melaksanakan praktik mengajar di sekolah binaan. Tahap persiapan tersebut adalah:
Calon anggota Racana sudah memprogram dan membuat rancangan pembelajaran.
Calon anggota Racana mengorganisasikan diri membentuk Reka (pembagian Reka ditentukan  oleh Tim Infrastruktur sesuai dengan jumlah calon anggota Racana yang memprogramkan Pendidikan Calon Anggota Racana XXX). Selanjutnya Reka tersebut melakukan observasi mandiri terhadap sekolah yang akan ditempati kegiatan Micro-Teaching.
Kegiatan observasi tidak hanya berupa pengamatan sepintas tentang sekolah
binaan yang akan ditempati, tetapi juga melakukan negosiasi dan pembicaraan lain yang mengantarkan terlaksananya kegiatan Micro-Teaching. Kegiatan observasi harus dilakukan secara mandiri oleh calon anggota Racana agar belajar bersosialisasi dengan lembaga profesi yang akan digeluti. Sekolah binaan yang dijadikan media Pelaksanaan Micro-teaching diutamakan misalnya SMA,SMP, dan SD. 
Sebelum menyusun RPP, calon anggota Racana perlu menetapkan permasalahan pembelajaran pada suatu bidang studi kepramukaan. Penyusunan RPP mengikuti format yang telah ditentukan. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan untuk pemecahan masalah yang dihadapi, seperti: kompetensi dasar, cara membuat siswa belajar, sehingga dapat diketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran.
Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan menjadi bagian utama yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang sangat matang, yang di dalamnya sanggup mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap perkenalan, tahap materi sampai dengan tahap evaluasi pembelajaran, termasuk instrumen penilaiannya.
Perlu ditekankan bahwa RPP merupakan suatu skenario pelaksanaan praktik pembelajaran di kelas yang akan dilakukan oleh pembina. Sebagai suatu skenario pembelajaran pasti memuat suatu alur dan urutan kegiatan pembelajaran serta garis besar materi dari setiap kegiatan yang tidak membingungkan. Selain penyusunan RPP, kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum implementasi RPP di kelas adalah menyusun panduan observasi yang didasarkan pada RPP. Panduan observasi, kecuali berisi aspek-aspek kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh calon anggota Racana praktik dengan RPP, yang lebih utama berisi bagaimana respon atau tanggapan anak didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Apakah anak didik menjadi senang dan termotivasi belajarnya atau sebaliknya, adanya hal-hal menarik dari anak didiknya, konsentrasi belajar anak didik, adanya kelainan belajar dari beberapa anak didik dan sebagainya.
Kegiatan latihan atau Micro-Teaching dilakukan pada saat calon anggota Racana menempuh anggota Racana. Berikut beberapa pedoman yang berkaitan dengan pelaksanaan Micro-Teaching.
Micro-Teahing dilakukan pada saat calon anggota Racana menempuh anggota Racana.
Selama menempuh syarat Pendidikan Calon Anggota Racana, calon anggota Racana harus melaksanakan pelatihan Micro-Teaching selama 30 menit.
Kegiatan Micro-Teaching ini dibimbing oleh pendamping racana dan di bantu oleh Bina Satuan SD IT UI Kalasan.
Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran ( jenis-jenis salam, Dwi Satya, dan Dwi Dharma).
Evaluasi Micro-Teaching dilakukan berdasarkan kompetensi dasar mengajar masing-masing calon anggota Racana.
Aspek – aspek yang dilatih dalam Micro-Teaching
·         Keterampilan membuka pengajaran dengan komponen-komponen :
1.Menarik perhatian anak didik.
- Letak posisi Pembina
- Penggunaan media pembelajaran
- Menerangkan dengan cara komunikatif
2.Merangsang motivasi anak didik.
- Menimbulkan keaktifan anak didik.
- Memancing rasa ingin tahu.
- Memperhatikan minat anak didik.
3.Memberi acuan
- Mengemukakan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan
- Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 
4.Membuat kaitan
- Membuat kaitan antarmateri yang relevan
- Membandingkan pengetahuan baru dan yang telah diketahui anak didik.
- Menjelaskan konsep sebelum memberikan uraian
·         Ketrampilan menutup pelajaran dengan komponen-komponen; 
1.Meninjau kembali
- Mengulang kembali bahan pelajaran
-  Anak didik bertugas mencermati materi yang disampaikan.
2. Mengevaluasi dengan bentuk-bentuk antara lain;
- Mengevaluasi pendapat anak didik.
- Memberi soal-soal
3. Tindak lanjut dengan bentuk:
-
Memahami materi yang disampaikan.
4. Kemampuan menyajikan suatu penjelasan, antara lain;
- Kejelasan
- Penggunaan contoh dan ilustrasi
- Pemberian tekanan
- Penjelasan yang sistematis
- Kemampuan mengadakan penggalan-penggalan penjelasan 

B.     Tahap Pelaksanaan Micro-Teaching
Calon Anggota Racana Sunan Kalijaga- Nyi Ageng Serang Pangkalan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat mengikuti kegiatan Micro-Teaching dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Calon anggota Racana diserahkan kepada pihak sekolah
binaan oleh Pendamping.
Calon anggota Racana melakukan kordinasi dengan pembina tentang kegiatan Micro-Teaching.
Calon anggota Racana melakukan praktik mengajar secara terbimbing dan mandiri di sekolah binaan tempat kegiatan Micro-Teaching.
calon anggota Racana harus hadir di sekolah binaan pada saat kegiatan Micro-Teaching.
Selama pelaksanaan
kegiatan Micro-Teaching calon anggota Racana harus berperilaku seperti pembina dan menaati tata-tertib yang berlaku di sekolah binaan tempat kegiatan Micro-Teaching
Kegiatan evaluasi Micro-Teaching dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Mengamati kemampuan anak didik dalam kegiatan Micro-Teaching. Pembimbing mengamati kemampuan masing-masing anggota Racana sehingga menemukan aspek-aspek materi pelatihan yang sesuai. Dalam pengamatan juga dilakukan musyawarah antara pembimbing dan anggota Racana.
Pembimbing dan Tim Bina Satuan memberikan model pengajaran yang ideal. Pembimbing memberikan contoh model-model pengajaran yang dibutuhkan anggota Racana dan sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum berbasis kompetensi kepramukaan.
Menilai proses pelatihan Micro-Teaching yang dilakukan oleh anggota Racana. Memberikan penilaian terhadap hasil latihan Micro-teaching anggota Racana sesuai dengan format penilaian yang ditentukan atau berdasarkan hasil kesepakatan anggota Racana.
Memberikan umpan balik terhadap kekurangan anggota Racana dan memberikan bimbingan dan solusi terhadap permasalahan dalam pengajaran anak didiknya.
Mendiskusikan hasil Micro-Teaching dengan sesame anggota Racana dengan arahan Pembimbing.















Bab III
Penutup

1.      Kesimpulan
Dari perencanaan hingga pelaksanaan microteaching ini memang ada banyak yang tidak sesuai harapan. Seperti pelaksanaan yang telah direncanakan dilakukan di minggu pertama pengajaran. Tapi dari pelaksanaannya tidak ada kendala yang menghambat prosesnya seperti yang telah dikemukakan pada bagian Laporan.
2.      Saran
Menurut pendapat saya, kegiatan microteaching ini sangat menantang dan menyenangkan pastinya. Adapun yang menjadi partisipannya adalah anak sekolah SD IT UI Kalasan dimana saya yang menjadi pembina sementara mereka. Alhamdulillah, mereka sudah akrab tentunya dengan saya, dan saat belajar pun mereka tidak terlalu kaku dan tegang. Anak-anak yang kami ajar juga aktif, sehingga proses belajar mengajar pun sangat menyenangkan. Seharusnya dalam mempelajari suatu hal yang baru itu, perlu karena untuk memperluas cakrawala pengetahuan kita. Penanaman pengetahuan dan wawasan sejak dini dinilai penting bagi kecerdasan anak-anak.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar